Sabtu, 20 Desember 2008

Binter Mercy Cooper














Membangun sebuah motor dari awal hingga selesai sangat tidak gampang, apalagi basic yang dimiliki bukan dari otomotif. Joko merupakan salah satu pengemar motor cooper, dia sanggup mengahbiskan uang belasan juta rupiah untuk membangun motornya.

Awalnya Joko membangun motornya dengan membeli besi untuk pembuatan rangka motor, tangki dan spakboar belakang. Pembuatan barang-barang tersebut memakan waktu cukup panjang karena motor tersebut merupakan proyek pertamanya. Ia mengerjakan motor tersebut bersama temannya di bengkel Cika Motor yang beralamat di Jl Martadinata.

Setelah rangka, tangki dan spakboar belakang motor jadi, Joko membeli mesin rongsokan motor Kawasaki Binter Merzy yang didapatkannya dari seorang teman seharga Rp 2 juta. Mesin motor tersebut rupanya tidak bisa langsung digunakan, mesin harus banyak diubah lagi supaya mendapatkan hasil yang maksimal.

Dibagian kaki motor, Joko memasangkan pelek depan Tiger dengan dengan balutan ban 275/80. Sedangkan untuk belakang Ia masih menggunakan pelek biasa dengan balutan ban 180/80.

Joko menggunakan sok depan Yamaha RX King yang dirombak lagi sehingga sok kelihatan menjadi lebih tinggi. Untuk segitiga dan setang ia menggunakan handmade. Sedangkan suara knalpot yang mempunyai suara yang sangat besar, Joko membuat knalpot motor sendiri tanpa diberi saringan.

Untuk di belakang, motor tersebut tidak menggunakan sok, sehingga begitu terkena batu akan langsung terasa "Kenikmatan nomor keseribu, yang penting keren" ujarnya sambil tertawa.

Setelah motor selesai, motor tersebut tidak langsung bisa digunakan, Joko harus mencoba dan menyetel motor hingga merasakan enak dengan motor yang dikendarainya, sehingga dia tidak merasakan pegal saat menaiki motor tersebut.

Setelah merasakan enak dan sesuai, barulah joko mengecat motornya dengan variasi airbrus bercorak api yang membuat motor kelihatan lebih garang.

Pengerjaan motornya sendiri Joko menghabiskan waktu sekitar empat tahun, dia harus mengumpulkan uang untuk membeli barang-barang yang akan digunakan untuk motornya. Sedangkan besar biaya yang dihabiskan untuk membangun motor tersrebut dari awal, sampai jadi Ia menghabiskan biaya sebesar 14 juta.



















































Terinsprirasi Film Renegade

Mempunyai hobi menonton film Renegade yang ditayangkan di Stasiun TV Swasta waktu dia duduk di bangku SMA, membuatnya berfikir ingin memiliki motor yang persis seperti film yang ditontonnya.
Joko yang sekarang berfrosesi sebagai penjahit permak jeans, mulai mengumpulkan uang membangun motor impiannya. "Saya mencicil untuk mebeli peralatan motor satu demi satu, hingga terkumpul semua, baru mulai saya bangun," ungkapnya.
Joko yang juga merupakan ketua komunitas motor Cooper yang bernama Black Jack mengatakan, motor yang sudah selesai ini telah sering dibawanya ke untuk berjalan-jalan keluar kota, dan terakhir dia membawa motor tersebut bersama rekan-rekannya ke Semuntai.
Motor yang dibuat sendiri itu menurutnya cukup enak dipakai dan tidak pernah rewel kalau dibawa kemanapun, "Setelah sekian lama saya pakai motor ini, saya tidak merasakan kesulitan dan pegal-pegal dengan motor tersebut. Apalagi kalau mogok, sangat jarang motornya mogok, kecuali kala habis bensin," ujarnya sambil tertawa.
Dengan suara motor yang besar Joko mengatakan tidak pernah ditegur oleh orang maupun para tetangganya, malah menurutnya dengan suara motor yang besar, itu merupakan suatu ciri khas motor tersebut.

Nama : Joko S
Ttl : Tayan, 28 april 1975
Alamat : Jl M Saad Ain Gg amarilis No 6
Pekerjaan : Permak jeans
Status : Berkeluarga
Anak : 2

3 komentar: