Sabtu, 23 Mei 2009

Motor Klasik yang Membanggakan

AJS model 16 350 cc tahun 1961




























Sepeda motor AJS model 16 milik Eko ini didominasi warna merah ferari, bentuk tangkinya besar terlihat kokoh. Eko mempertahankan keaslian bentuk motor tersebut. "Bisa dikatakan motor AJS ini hampir 90 persen masih orisinal," ungkapnya.

Sepeda motor ini memiliki ukuran ban dan pelek berukuran ring 18 dengan jumlah jeruji sebanyak 40 buah. "Untuk motor tua Eropa hampir selurunya menggunakan jeruji sebanyak 40 buah sedangkan sepeda motor daru jepang menggunakan jeruji kurang itu," Jelas Eko.

Sistem transmisi motor tersebut menggunakan empat kecepatan gearbox dan lansung ke rantai. Ada yang unik pada sistem transmisi sepeda motor tesebut. Transmisi berada di sebelah kiri pengendara sedangkan rem berada di sebelah kanan. "Jika orang tidak terbiasa mengendarai sepeda motor ini pasti akan kebingungan," Ungkap Dwi adik Eko yang juga pecinta motor klasik.

Jenis mesin sepeda motor tersebut adalah 348 cc OH dengan pendingin udara tunggal. mesin tersebut dapat menghasilkan kekuatan hingga 16 bph ( 12 KW) atau setara dengan 5600 rpm. Kecepatan maksimun sepeda motor ini dapat mencapai 126 km per jam. "Jadi sepeda motor ini jika untuk touring akan terasa nyaman," jelas Eko.
Suspensi bagian depan kendaraan ini menggunakan teledrrolic fork dan bagian belakang menggunakan ( lengan ayun) swinging arm. sistem pengereman depan dan belakan menggunakan tromol. Bobot asli sepeda motor tersebut kungang lebih 173 Kg. "Bobot sepeda motor AJS bisa membuat seluruh badan pegal jika hanya didorong," jelas Dwi.


Sistem mesin yang digunakan terdapat pemisahan antara transmisi dan mesin dan silinder tunggal. pengapian sepeda motor tersebut menggunakan platina. Pipa pushroad tertutupi oleh liner blok piston.
"Suara yang keras dan nyaring yang membuat sepeda motor ini terlihat semakin 'gahar'," kata Eko.


BSA C 15 250 cc tahun 1959



























Sepeda motor lain milik eko adalah BSA C 15 tahun 1959, sepeda motor ini menggunakan mesin C11G. Mesin 249 cc OHV. Pelek yang digunakan juga orisinal. "Hanya sekarang diwarnai dengan cat karena jika tidak, karat akan merusak besinya," jelasnya.

Warna merah mendominasi sepeda motor BSA milik Eko."Orisinal sepeda motor ini tetap terjaga dari speedometer hingga klanpot," katanya. BSA jenis ini terlihat lebih ramping dan ringan. Kendaraan tersebut hanya diproduksi dari tahun 1959-1960. Untuk transmisi sepeda motor ini memiliki empat percepatan, memiliki silinder tunggal dengan sisitem pengapian mengunakan platina.

Mesin berbentuk mono blok, mesin dan transmisi telah menyatu. Untuk rotasi oli terpisah dengan mesin. "Oli yang ada di sepeda motor ini hanya lewat dari box menuju mesin," jelas eko dengan menunjukan rotasi oli tersebut menuju mesin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar