Senin, 09 Februari 2009

Honda Tiger 2003

Berkonsep Suzuki B King

































Trend modifikasi motor yang melanda kota Pontianak membuat para modifikator terus bersaing untuk menunjukkan kebolehannya dalam memoles dan mengganti lekukan-tiap lekukan menjadi bagian yang sangat penting di dalam pembentukan sebuah body motor.

Irfan yang merupakan modifikator 2XP kembali menunjukkan motor hasil modifikasinya. Konsep motor Eropa Suzuki B King yang diminta oleh Romi, pemilik motor Tiger 2003, menjadi acuannya untuk berusaha menjadikan motor tersebut sama seperti apa yang dipesan kliennya ini.

Motor Tiger yang sudah menggunakan kaki-kaki milik motor limbah Aprilia RS 125 masuk ke Bengkelnya sekitar enam bulan yang lalu. Pengerjaan motor yang lumayan lama ini dikarenakan pengelasan pada rangka yang memakan waktu yang lumayan lama serta waktu untuk finishing motor ini juga terkendala karena banyaknya motor yang antri di bengkel tersebut.

Pembuatan dudukan sokbreaker belakang merupakan kendala yang dirasakan oleh Irfan, karena di sini dia harus merubah dudukan sokbreaker Aprilia yang awalnya berada ditengah, namun dirubah letaknya menjadi di sebelah kiri.

Untuk sokbreaker belakang, Irfan menggunakan sokbreaker milik Yamaha MX, yang dimana per di dalam sok tersebut telah diganti. Kendala terberat untuk sokbreaker belakang ini adalah menentukan beban pengendara, baik motor yang hanya digunakan oleh pengendara itu sendiri, maupun untuk berboncengan.

Knalpot yang dibuat di bawah jok yang sangat besar pun memiliki tiga lapisan, yang membuat knalpot tersebut tidak terasa panas jika dipegang. Pertama lapisan knalpot racing asli, setelah itu di kondom plat besi yang merupakan dasar untuk melekatkan lapisan ke tiganya yaitu fiber.

Pembuatan body yang mirip seperti Suzuki B King dikerjakan dengan mencetak dan membentuk awal body dengan menggunakan gypsum. Setelah dirasakan sama dengan contoh motor konsep yang dikehendaki, barulah melapis gypsum tersebut dengan menggunakan fiber.

Pada bagian spakboar depan, spakboar dibuat terbelah mendaji tiga, sehingga pada saat membuka spakboar tidak akan susah, dan tidak perlu mengeluarkan velg dari ban lagi. Untuk pengerjaan spakboar depan sendiri Irfan sering mengutak-ngatik bentuk, untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.




















Memakai Rangka Bolt-On

Modif limbah bukan satu-satunya trend yang berkembang. Justru modif dengan menggunakan perangkat after market yang sering kita sebut sebagai asesori bolt-on tidak kalah gencarnya. Bahkan mungkin inilah model modifikasi yang paling banyak pengggunanya.

Beberapa parts kaki-kaki hingga asesori body bisa disediakan karena memang tgercetak dan diproduksi secara massal sehingga harganya pun bisa lebih murah dan pemasangannya lebih gampang. Sangat berbeda dengan modif limbah yang membutuhkan keahlian modifikator di workshopnya, pemasangan perangkat bolt-on cukup dipasang di tempat atau bengkel-bengkel biasa karena desainnya memang telah disesuaikan dengan dudukan motor yang asli.

Selain mengikuti konsep motor Suzuki B King, motor yang sudah termasuk ke dalam kelas extreem ini menggunakan rangka belakang bolt-on (rangka yang bisa di bongkar pasang) sebagai dudukan body belakang dan knalpot.

Menurut Irfan, untuk membuat rangka cukup terbilang lama, karena harus menyetel dan mengelas rangka sesuai dengan dudukan. Namun dengan rangka yang bolt-on ini si pemilik motor jika ingin mengubah konsep motornya tidak akan mengalami kendala yang besar, karena tinggal copot rangka belakang motornya tersebut.

Dengan rangka ini, dudukan body sangat pas dan tidak memerlukan pemasangan plat besi, sehingga body motor tidak akan mudah bergetar. "Rangka motor yang seperti ini lebih sangat baik digunakan buat orang yang suka modif yang suka berganti-ganti konsep," ujar Irfan.





















Modifikasi yang Penuh Perjuangan

Motor Tiger yang telah rampung dikerjakan ini, sekarang masih menetap di Bengkel modifikasi 2XP yang beralamat di Jl karet. Masih terparkirnya motor tersebut dikarenakan sanga pemilik Motor yang bernama Romi pulang ke Ketapang untuk menyelesaikan Skripsinya.

Menurut Irfan, romi yang masih berkuliah di Universitas Panca Bakti ini, dalam membangun motornya penuh dengan perjuangan, karena ia harus mengumpulkan sebagian uang jajan dan biaya hidupnya selama tinggal di Pontianak. Kini motor tiger miliknya tersebut diberi nama 200 SR XP yang dimana 200 bearti CC motornya, SR merupakan singkatan nama ia dan pacarnya sedangkan XP adalah bengkel modifikasi motornya.

Di dalam memodifikasi motor Tiger, Irfan juga mengaku banyak dibantu oleh beberapa teman-teman seprofesinya diantaranya crew Innovation, Aleng knalpot, Agus, Bobi Monster, dan beberapa pihak lain yang telah membantu penyelesaian motor tersebut.

3 komentar:

  1. Salam kenal
    Keren banged tu modifnya! Bodynya pake bahan fiber atau pelat galvanis, denger2 fiber gampang pecah ya?
    Btw, Alamat bengkel 2 XP pontianak dimana y? jd pingin modif juga

    BalasHapus
  2. alamat 2XP di Jalan Karet Pontianak bro, smua body pake fiber, dan lumayan kuat....

    BalasHapus
  3. gAN Numpang tanya alamt bengkel yang menjual Fairing R125 di pontianak di mna ??

    BalasHapus